Skip to main content
SearchLoginLogin or Signup

REKONSTRUKSI KOHESI DALAM JARINGAN SOSIAL

Penelitian ini berupaya untuk mendalami serta memberikan solusi terhadap perubahan fungsi lahan yang memiliki dampak negatif terhadap ketahanan pangan lokal.

Published onSep 10, 2022
REKONSTRUKSI KOHESI DALAM JARINGAN SOSIAL
·

Abstrak

Persediaan lahan untuk pertanian yang semakin terbatas dan relatif tetap bahkan berkurang sebagai konsekuensi pertambahan penduduk maupun pengembangan wilayah akan menimbulkan masalah krusial terkait pengembangan pertanian yang berimbas pada ketahanan pangan masyarakat. Ketersediaan lahan pertanian yang cukup luas di wilayah Maluku mengindikasikan terjadinya pemenuhan kebutuhan pangan yang berkelanjutan. Namun pada kenyataanya, kondisi yang berbeda akan kita temui saat melihat realitas pertambahan penduduk dan pembangunan daerah di Propinsi Maluku yang hingga saat ini cukup mengkhawatirkan. Pembangunan infrastruktur pemerintah daerah dan perumahan rakyat membuat terjadi pengurangan lahan yang cukup signifinkan pada beberapa daerah sehingga mengakibatkan ketergantungan sumber pangan dari luar daerah yang berkepanjangan. Penelitian ini berupaya untuk mendalami serta memberikan solusi terhadap perubahan fungsi lahan yang memiliki dampak negatif terhadap ketahanan pangan lokal. Selain itu, penelitian ini akan mengkonstruksi jejaring sosial (pela gandong) menjadi instrumen pengendalian tindakan alih fungsi berbasis budaya lokal.

PEMANFAATAN KOHESI DALAM JARINGAN SOSIAL SEBAGAI MODEL PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN. Tautan -> https://speakerdeck.com/dasaptaerwin/pemanfaatan-kohesi-dalam-jaringan-sosial-sebagai-model-pengendalian-alih-fungsi-lahan-pertanian-berkelanjutan

PEMANFAATAN KOHESI DALAM JARINGAN SOSIAL

Abstract

The supply of land for agriculture which is increasingly limited and relatively fixed and even reduced as a consequence of population growth and regional development will cause crucial problems related to agricultural development which have an impact on community food security. The availability of a large enough agricultural land in the Maluku region indicates the fulfillment of sustainable food needs. However, in reality, we will encounter different conditions when we look at the reality of population growth and regional development in Maluku Province which until now is quite worrying. The development of local government infrastructure and public housing has resulted in a significant reduction of land in several areas, resulting in a prolonged dependence on food sources from outside the region. This study seeks to explore and provide solutions to changes in land use that have a negative impact on local food security. In addition, this study will construct a social network (pela gandong) as an instrument for controlling the transfer of functions based on local culture.

Comments
0
comment
No comments here
Why not start the discussion?